Ya Sudah, Mari Saling Melupakan

 "Kita terlalu asik melihat satu sama lain sebagai tipe ideal, sampai lupa kalau kita pun manusia." ucapku dengan suara tercekat. Tetapi tetap mencoba agar terdengar baik-baik saja.

"Iya, aku setuju." balasnya santai.

Banyak isi kepalaku yang ingin aku keluarkan dengan kata-kata pada malam itu. Tapi ternyata debaran aneh tanda aku masih berharap cukup mengganggu kalimatku yang terlontar tak lancar.  

"Aku rindu kamu."

Ingin rasanya aku ucap serapah tersebut. Tetapi cukup tahu diri dan rasa tak ada lagi guna dari mengungkapkan kalimat rindu yang kadang berubah menjadi kutukan. 

"Kamu apa kabar?"

Hanya kalimat sopan nan basi yang malah kulontarkan. 


Bandung, 2 Februari 2021

Dinda R. S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tekadmu (sebuah puisi)

Bukan Salah Jurusan, tapi Memang Aku Saja yang Otak Udang diary#2