Apakah kau sudah tidak bahagia hari ini? (Saat aku begitu mencintaimu, dua tahun lalu)

Hari ini ingatan melemparku berlalu ke dua tahun lalu saat aku begitu mencintaimu. Takdir begitu jahat. Setidaknya itu yang masih aku yakini hingga saat ini. Sebenarnya yang terjadi cukup klise, aku yang genggamannya dilepas saat aku sedang memegang begitu erat. 

Sebenarnya pula aku tak ingin untuk membahas ini lagi dalam tulisanku. Tapi ayolah, kau tahu jika tidak menulis akan sangat risau aku hingga mungkin tak akan bisa tidur malam ini. Tetapi di sisi lain, sungguh aku tak sudi lagi menulis apapun yang menyangkut dirimu. Peduli pun aku tidak ingin, namun di sinilah aku, yang pada akhirnya menuliskan lagi pikiranku tentangmu yang pasti terpaut kita, dulu.

Saat ini, memori yang ingin kubuang menghampiriku. Ingatan tentang aku yang begitu berdebar dengan keberadaanmu mengusik malamku. 

Sialan! Berkali-kali aku mengutuk kenangan di mana guratan senyum terpahat cantik di bibirmu malam itu. Saat di mana aku begitu mencintaimu, dua tahun lalu. 

Aku ingin abai dan lalai dalam mengenangmu. Persetan, jika dulu aku pernah bahagia karena dan denganmu. Aku ingin hilang peduli pada setiap bergulirnya waktu di duniamu. 

Aku benci kenyataan bahwa aku membencimu. Menerka setiap berjalannya waktu dengan pertanyaan "apakah kau sudah tidak bahagia hari ini?". Aku benci kenyataan bahwa aku mendendam pada setiap cinta yang kamu miliki. 

Penghantar kutukan malam ini;

Detikku ini, sudah bukan lagi ada di setiap detakmu. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasakan "Jiwa" Era Joseon dalam Novel Mr.Sunshine

Bandung dan Bioskop-Bioskop Tua yang Luput oleh Zaman

Kopinya atau Baristanya?