Bandung dan Bioskop-Bioskop Tua yang Luput oleh Zaman

Sekarang aku ingin menceritakan hal-hal yang kulakukan dan kulewati hari ini. Jika dilihat, sebentar lagi jam menunjukkan pukul 00.00. Tanda hari akan segera berganti. Angin malam semakin menusuk pori-pori kulitku. Sepi, aku hanya bisa mendengar kesunyian di sini.

Nama kegiatan hari ini yang aku ikuti yaitu Walking Tour Bioscoop Bandung. Kegiatan ini digagas oleh ceritabandung.id yang aku follow di Instagram sejak lama. Tetapi baru sempat kuikuti kegiatannya pada hari ini. Cerita Bandung sendiri merupakan semacam badan yang bergerak di aktifitas tur di Jawa Barat utamanya sekitaran Bandung. Cerita Bandung ini memberlakukan pay as your wish atau bayar secara sukarela tergantung kepuasan para peserta. Tur yang diikuti oleh aku merupakan tur jalan kaki singkat.

Walking Tour ini diawali dengan berkumpul di Dunkin Donuts Jl. Merdeka (yang ternyata udah tutup sejak enam bulan lalu), tepat berada di sebrang mall Bandung Indah Plaza. Baru aku ketahui juga, ternyata bangunan gedung tersebut itu dulunya bernama Panti Karya. Aktif dipakai sebagai bioskop pada tahun 1970-an. Bagian depan paling bawah gedung tersebut dulunya dipakai sebagai bioskop. Kalau lantai-lantai yang berada di atas digunakan sebagai kampus milik PJKA atau Perusahaan Jawatan Kereta Api (sekarang PT. KAI). Gedung Panti Karya ini dibangun pada 1956 dan digunakan sebagai bioskop dari tahun 1970-an hingga akhir 1980-an.

Sebelum menjelaskan beberapa fakta di atas, Mas Farhan sebagai pemandu walking tour ini menjelaskan sedikit sejarah tentang bioskop dan hiburan-hiburan sebelum dikenalnya film dan bioskop di Indonesia. Jadi, salah satu hiburan orang-orang sebelum adanya film dan bioskop pada masa kolonial adalah Komedi Stamboel yang merupakan jenis teater sandiwara keliling.

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fayorek.org%2F2013%2F09%2Fkomedie-stamboel-teater-populer-zaman-kolonial-asal-surabaya%2F&psig=AOvVaw1JFN5DvaI-Js9TsKq7AP0G&ust=1598252517409000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCJiU1uTgsOsCFQAAAAAdAAAAABAD
Sumber Gambar Klik di Sini


Menurutku, yang menarik dari Komedi Stamboel ini ialah para pemain memainkan adegan dan dialognya tanpa menggunakan script. Berarti 'kan mereka memainkan adegannya dengan improvisasi ya gak sih? Menurutku ini sangat unik dan menarik. Selain itu, katanya sesaat sebelum pertunjukan dimulai ataupun di sela-sela adegan biasanya dimainkan musik Mars, Gambus, Polka, dan Keroncong.

Setelah dari Panti Karya kita mulai berjalan kaki ke taman Vanda. Jaraknya tidak terlalu jauh. Di sana dulunya berdiri sebuah bioskop yang bernama Vanda Theatre/De Rex/Panti Budaya. Berlokasi di dekat Bank Indonesia, Vanda Theatre ini dulunya berlokasi tepat di taman Vanda.

Sembari menikmati pemandangan di sekitar taman Vanda, mas Farhan menyebutkan bahwa sebelum menjadi bioskop, bangunan Vanda Theatre merupakan sebuah gereja protestan yang kemudian dipindahkan. 


Ngomongin tentang bioskop, tentu nonton film di bioskop telah menjadi hiburan yang 'eksklusif' sejak bermunculan dan berdirinya bioskop-bioskop di Indonesia, terutama di Bandung. Ternyata baru aku sadari, dulu pun banyak sekali bioskop yang berdiri sendiri (tanpa tergabung di pusat perbelanjaan) di Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasakan "Jiwa" Era Joseon dalam Novel Mr.Sunshine

Kopinya atau Baristanya?